Pernah Merasa Iri Saat Lihat Orang Lain Sukses? Hati-Hati, Itu Bisa Jadi Crab Mentality
Pernah nggak sih kamu merasa kesal saat teman mendapat promosi, atau malah agak tidak nyaman melihat orang lain sukses lebih dulu?
Atau sebaliknya, kamu sedang dalam masa terbaik hidupmu, tapi justru merasa orang-orang di sekitarmu mulai menjauh dan sinis?
Fenomena ini sangat umum terjadi – dan sering kali tanpa kita sadari.
Di balik perasaan itu, ada pola pikir tersembunyi yang dikenal dengan istilah crab mentality, yaitu kecenderungan untuk “menarik turun” orang lain yang sedang naik agar tidak terlihat lebih unggul.
Sikap ini bisa muncul di mana saja – di tempat kerja, lingkungan pertemanan, bahkan dalam keluarga.
Kalau dibiarkan, crab mentality bisa menjadi racun yang menghambat perkembangan diri dan merusak hubungan sosial.
Yuk, pahami lebih dalam apa itu crab mentality, apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya agar kamu bisa tumbuh tanpa harus menjatuhkan orang lain.
Apa Itu Crab Mentality?
Istilah crab mentality berasal dari perilaku kepiting dalam ember: saat satu kepiting berusaha naik ke permukaan, kepiting lain justru menariknya turun.
Hasilnya, tak ada satu pun kepiting yang berhasil keluar – semua tetap terperangkap di bawah.
Dalam konteks manusia, crab mentality menggambarkan sikap tidak senang melihat orang lain berhasil atau berusaha menghalangi kesuksesan orang lain, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Kalimat yang sering mencerminkan sikap ini misalnya:
- “Dia sukses karena beruntung, bukan karena kerja keras.”
- “Ah, palingan nanti juga gagal.”
- “Ngapain dia sombong banget sih cuma gara-gara dipromosi?”
Menurut Dr. Leon Seltzer, psikolog dari Psychology Today, pola pikir ini muncul karena dorongan emosional negatif seperti rasa iri, ketakutan tertinggal, dan kebutuhan untuk menjaga harga diri.
Seseorang merasa terancam ketika melihat orang lain naik, seolah keberhasilan orang lain mengurangi nilai dirinya.
Faktor Penyebab Crab Mentality
Sikap crab mentality tidak muncul secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor psikologis dan lingkungan yang bisa memicunya:
1. Rasa Rendah Diri (Low Self-Esteem)
Ini adalah akar utama dari crab mentality. Orang dengan rasa percaya diri rendah cenderung merasa tidak cukup baik. Keberhasilan orang lain justru menimbulkan rasa gagal dan iri.
Psikolog Dr. Carla Marie Manly dari Healthline menjelaskan bahwa individu seperti ini sering kali membandingkan diri secara berlebihan – alih-alih termotivasi, mereka malah merasa semakin kecil dan minder.
2. Lingkungan yang Kompetitif dan Tidak Suportif
Tekanan sosial juga berperan besar. Tempat kerja yang dipenuhi budaya saling saing, keluarga yang sering membandingkan anak-anaknya, atau teman yang suka pamer pencapaian bisa memicu perasaan negatif.
Dalam lingkungan seperti ini, orang akan sulit merasa aman. Akibatnya, muncul dorongan untuk “menarik” orang lain agar tidak tertinggal terlalu jauh.
3. Kebutuhan untuk Diterima
Banyak orang tidak sadar bahwa mereka “menahan” orang lain sukses karena takut ditinggalkan.
Misalnya, ketika teman dekat tiba-tiba naik jabatan atau sukses membuka bisnis, sebagian orang merasa kehilangan koneksi – lalu mulai menjelek-jelekkan atau mengecilkan pencapaiannya.
4. Kurangnya Kesadaran Diri
Crab mentality sering bekerja di alam bawah sadar.
Seseorang mungkin tidak bermaksud menjatuhkan, tapi komentar-komentar seperti “ah, ngapain sih terlalu ambisius” bisa menjadi bentuk tidak langsung dari rasa iri dan keengganan untuk melihat orang lain maju.
Dampak Crab Mentality pada Kehidupan
Sikap ini mungkin terlihat kecil, tapi efeknya bisa sangat besar – baik bagi pelaku maupun korban.
1. Dampak bagi Pelaku
Crab mentality bisa menjadi penghalang terbesar bagi kemajuan diri sendiri.
Ketika seseorang terus fokus pada keberhasilan orang lain, ia kehilangan energi untuk memperbaiki diri.
Hasilnya:
- Sulit berkembang karena sibuk membandingkan diri.
- Merasa tidak puas dengan hidup.
- Mengalami stres dan burnout akibat tekanan sosial yang diciptakan sendiri.
Ironisnya, orang dengan pola pikir ini justru menjauhkan diri dari kesuksesan yang mereka iri-i.
2. Dampak bagi Korban
Bagi korban, crab mentality bisa menimbulkan luka emosional. Mereka mungkin merasa tidak dihargai, kehilangan motivasi, bahkan menarik diri dari lingkungan sosial.
Dalam konteks kerja, perilaku ini menciptakan lingkungan toksik – menurunkan produktivitas, memicu konflik antarpegawai, dan menghancurkan semangat kolaborasi.
Cara Mengatasi Crab Mentality dalam Diri
Kabar baiknya, crab mentality bukan sifat permanen. Pola pikir ini bisa diubah dengan latihan kesadaran dan perubahan perspektif.
Berikut beberapa langkah untuk keluar dari lingkaran negatif ini:
1. Sadari dan Akui Perasaan Iri
Langkah pertama adalah self-awareness. Akui bahwa kamu merasa iri, tanpa menyalahkan diri sendiri.
Perasaan itu manusiawi. Namun yang penting adalah bagaimana kamu mengelola rasa iri menjadi energi positif, bukan destruktif.
Ubah pikiran “kenapa dia bisa sukses, tapi aku nggak?” menjadi “kalau dia bisa, berarti aku juga bisa!”
2. Bangun Self-Love dan Rasa Percaya Diri
Semakin kamu menerima diri sendiri, semakin kecil kemungkinan kamu merasa terancam oleh kesuksesan orang lain. Mulailah dengan mengapresiasi hal-hal kecil yang sudah kamu capai.
Self-love bukan berarti puas begitu saja, tapi menghargai proses pertumbuhan diri tanpa perlu perbandingan.
3. Kelilingi Diri dengan Lingkungan Positif
Teman dan lingkungan sangat berpengaruh pada cara kita berpikir. Berkumpullah dengan orang-orang yang mendukungmu, bukan yang menjatuhkan.
Lingkungan suportif akan membantumu melihat kesuksesan orang lain sebagai inspirasi, bukan ancaman.
4. Kurangi Perbandingan di Media Sosial
Scrolling media sosial terlalu lama bisa memperburuk crab mentality. Foto liburan, rumah baru, atau promosi teman kadang memicu rasa iri tanpa disadari.
Coba kurangi waktu di media sosial dan fokus pada kehidupan nyatamu.
Bandingkan dirimu hanya dengan dirimu sendiri – versi hari ini harus lebih baik dari versi kemarin.
5. Rayakan Kesuksesan Orang Lain
Latih dirimu untuk benar-benar bahagia atas keberhasilan orang lain.
Ucapkan selamat dengan tulus, karena dukungan yang kamu berikan tidak akan mengurangi kebahagiaanmu – justru memperluas energi positif di sekitarmu.
Crab mentality tidak hanya merugikan orang lain, tapi juga diri sendiri. Jika kamu terus sibuk “menarik orang turun,” kamu tidak akan punya waktu untuk naik.
Belajarlah untuk melihat kesuksesan orang lain sebagai motivasi, bukan kompetisi.
Dunia ini cukup luas untuk semua orang sukses – dan tidak ada yang salah dengan membantu orang lain tumbuh bersamamu.
Ingat, orang yang benar-benar sukses adalah mereka yang mampu naik tanpa menjatuhkan siapa pun.


